KITA BERDIRI DI AMBANG PERANG DUNIA III
DAN KERUNTUHAN GLOBAL
Senat Amerika Serikat menyetujui rencana Presiden Obama menyerbu Suriah.
Serangan itu didukung penuh bahkan didesakkan oleh Liga Arab. Di lain tempat,
Iran -didukung Rusia- mengancam akan balik
menyerang Israel jika Amerika berani menyerang Suriah.
Dapatkah anda bayangkan apa yang akan terjadi jika
Israel diserang? Tahukah anda seberapa besar kekuatan militer Israel? Tahukah
anda akan ketidakpedulian politik mereka atas nasib bangsa-bangsa? Maaf jika
saya berkata: Jangan ganggu Israel, lebih-lebih dengan senjata modern berdampak
dasyat, yang akan membuat mereka gelap mata. Mereka tidak terlalu peduli dengan
anda semua, sementara di gudang mereka terdapat bertimbun-timbun bom nuklir dan
senjata pemusnah massal lainnya. Secara militer, Israel salah satu yang terkuat
di dunia. Ini bukan sanjungan buat mereka. Saya membenci perang, kekerasan, bom
nuklir! Ini senjata mengerikan!
Tetapi sebelumnya, supaya anda sedikit paham latar
belakangnya, saya akan berikan sedikit penjelasan.
Kronologinya tentu anda sudah tahu. Sudah dua tahun
terakhir ini, sebagai buntut eforia dari apa yang dinamai Arab Spring, yaitu
bergolaknya demonstrasi rakyat di negara-negara Arab untuk menggulingkan pemerintah
mereka masing-masing, rakyat Suriah turut juga bergolak untuk meruntuhkan rezim
pemerintah yang dikuasai diktator Bashar Al Assad. Sayangnya, jika demonstrasi
rakyat di Tunisia, Libya dan Mesir berhasil menggulingkan penguasa
masing-masing, di Suriah tidak demikian. Presiden Assad tetap bertahan, dengan
didukung penuh oleh militer dan sebagian rakyat ibukota. Assad memilih membasmi
rakyat demonstran daripada memenuhi desakan mereka untuk lengser. Akibatnya
kita lihat bersama-sama, tiap hari ada kematian di Suriah akibat perang
saudara. Negara ini benar-benar seperti neraka. Selama ini bangsa-bangsa
termasuk PBB hanya menyatakan prihatin, menyerukan perdamaian, tanpa melakukan
apa-apa. Tetapi Assad memang terlihat sudah sangat kalap. Terakhir, pertengahan
Agustus lalu, tiba-tiba terjadi kematian massal di Suriah akibat serangan pihak
pemerintah. Diberitakan seribuan orang. Sebagian besar yang tewas adalah
anak-anak yang tidak bersalah. Media-media dan seluruh jaringan berita
menyatakan Presiden Assad telah memakai bom kimia!
Setelah itu, dunia kehabisan
kesabaran. Hampir berbarengan dengan suara dari pemerintah Arab Saudi yang
menyerukan penyerbuan ke Suriah, Presiden Obama dari Amerika mengumumkan
kemarahannya dan memutuskan akan menggunakan kekuatan bersenjata untuk
menggulingkan Presiden Assad. Satu minggu terakhir ini, AS terus menerus
mengirim kapal-kapal perangnya ke Timur Tengah. Perancis menyatakan turut ambil
bagian dalam penyerbuan itu. Turki juga. Arab Saudi dan Liga Arab bahkan terus
menerus menyerukan serbuan itu dilakukan secepatnya. Mereka bahkan menyatakan
siap memodali serbuan itu. Israel juga sudah bersiap-siap berperang. Segenap
persenjataan mereka telah disiagakan.
Tetapi jelas ada negara yang membela Suriah dan
Presiden Assad. Dia adalah Iran, dan tentu saja negara raksasa di belakangnya:
Rusia.
ADA APA DENGAN LIGA ARAB?
Yang paling membuat bingung dan heran bukan
kepalang publik awam di Indonesia ini adalah mengapa Turki, Arab Saudi dan Liga
Arab justru mendukung penyerbuan ke Suriah? Bukankah Suriah itu Arab? Bukankah
Suriah itu Islam? Alhasil, mereka memaki-maki Liga Arab, dan mengutuki AS dan
Israel. Seperti biasanya, ini hanya bentuk dari kenaifan publik awam disini
yang tidak mengerti apa-apa keadaan geopolitik di Timur Tengah.
Anda harusnya mengerti seperti apa sebenarnya
politik Timur Tengah itu, supaya anda mengerti mengapa Liga Arab menginginkan
Suriah diserbu.
Anda harusnya tahu, secara garis besar Islam itu
terbagi dua, yaitu Islam Sunni dan Syiah. Keduanya tidak mungkin dapat bersatu,
dan akan selalu saling mencurigai dan saling menyalahkan, seperti yang terjadi
di Sampang Madura.
Syiah itu punya dendam agamawi pada Sunni, mereka
mewarisi sakit hatinya keluarga Ali bin Abi Thalib dan imam-imam Syiah turun
temurun. Sunni punya kecurigaan mendasar pada kebenaran iman Syiah. Secara
perasaan umum (awam), Syiah itu dianggap sesat. Jadi Syiah itu dianggap
golongan sesat yang terbesar dan sangat berbahaya. Jika ada komunitas Syiah di
kampung saudara, jika kampung saudara itu kelompok Islam yang keras, mereka
akan mengalami keresahan umum dan rentan terjadi kerusuhan. Syiah dimana-mana
selalu menimbulkan keresahan umum di kalangan Sunni, lebih-lebih Sunni yang
keras seperti di Arab. Anda hanya bisa tidak terlalu terganggu jika anda
seorang muslim yang moderat, demokratis, berpendidikan dan ramah. Tetapi
yakinlah, orang-orang garis keras di sekitar anda pasti akan terus mengipaskan
kegerahan akan kehadiran kaum Syiah itu. Dan anda tahu, di Arab sangat sedikit
orang yang moderat atau demokratis seperti kita di Indonesia ini.
Jadi jika dasar imannya saja sudah saling menuduh,
sulit mengharapkan keduanya damai.
Nah, Iran –sejak dikuasai revolusi kaum mullah
pimpinan Ayatollah Khomeini- adalah sentra kepentingan politik Syiah. Susahnya
lagi bagi negara-negara Arab Sunni, Iran saat ini makin perkasa dengan
kemungkinan kepemilikan bom nuklirnya. Iran sekarang telah muncul menjadi
ancaman paling serius bagi bangsa-bangsa Arab Sunni. Jadi jangan heran bila
Iran diserang, Liga Arab pasti sangat mendukung.
Kemudian, satu-satunya negara Arab yg dikuasai
Syiah adalah Suriah yang sekarang. Jadi Suriah adalah adik kandung Iran secara
politik. Suriah ada dalam bimbingan dan perlindungan Iran. Lalu ada Hizbullah
di Libanon Selatan yang juga Syiah, yang juga ada di bawah naungan Iran.
Sekarang Irak telah dikuasai Syiah juga, tetapi Irak belum lagi pulih dari
kehancuran oleh konflik sektarian Sunni-Syiah yang tiap hari meledakkan bom.
Jadi jangan heran, bangsa-bangsa Arab Sunni yang
tergabung di Liga Arab sangat mendukung kebinasaan rezim-rezim Syiah, sama
seperti muslim di Madura yang sangat ingin golongan Syiah lenyap dari pulau
mereka.
Nah, Indonesia ini muslimnya muslim Sunni, yang
pasti akan menolak Syiah dan cita-cita politik mereka untuk menguasai Dunia
Islam. Dunia Islam tidak boleh dikuasai Syiah. Dunia Islam harus tetap
didominasi Sunni. Begitu garis besar politik Liga Arab terhadap isu tersebut.
Jadi aneh bila anda di Indonesia marah-marah pada Liga Arab. Mereka sedang
membela rakyat Suriah yang terus menerus dibunuh (didominasi Sunni) karena
sedang memberontak untuk menggulingkan rezim Presiden Assad (Syiah). Itulah
sebabnya Liga Arab berkata bersedia memodali perang melawan Suriah (Assad).
Inilah satu sisi besar dari geopolitik di Timur
Tengah, sekiranya dapat membantu memberi anda pemahaman.
ADA APA DENGAN RUSIA?
Seperti yang diberitakan media-media, terang jelas
bahwa Rusia menentang penyerbuan ke Suriah. Meski tidak terlalu bicara banyak,
kenyataannya beberapa hari lalu Rusia telah mengirimkan kapal perangnya ke
kawasan. Presiden Putin dari Rusia juga menyatakan keinginannya untuk berbicara
empat mata dengan Obama mengenai Suriah. Jelas ada sesuatu disini.
Iran terang-terangan mengancam akan menyerbu Israel
jika Amerika jadi menyerang Suriah. Presiden Suriah juga, dalam sebuah
wawancara langka kemarin dengan media Perancis, menyatakan bahwa akan ada
“Perang Regional” jika negaranya jadi diserbu. Pernyataan ini boleh jadi hanya
sebuah gertak sambal, tapi lebih cenderung hal itu adalah sinyal akan sebuah
bom waktu raksasa yang siap diledakkan. Selain Suriah terhubung kuat dengan
Iran dan Rusia, Suriah juga bukan kekuatan militer yang kecil di Timur Tengah.
Sejak lama, ada dugaan bahwa Suriah menyimpan bom nuklir, dari manapun itu berasal.
Pemakaian bom kimia minggu lalu menguak sedikit kekuatan gudang militer Suriah.
Mengapa Rusia memihak Suriah dan Iran? Jawabannya
tentu bukan karena Rusia negara Syiah seperti keduanya. Ini terkait dengan
kepentingan Rusia di Timur Tengah. Anda tahu, selain memiliki “kekayaan”
konflik militer, negara-negara Timur Tengah juga sumber utama minyak dunia.
Arab Saudi, sebagai penghasil minyak terbesar, dan hampir seluruh negara Arab
lainnya, mengelola minyaknya bersama perusahaan-perusahaan asing dari Amerika
dan Eropa Barat, persis seperti di negara kita ini. Sebagai pesaing besar,
jelas Rusia dijepit oleh persekutuan itu. Kebetulan Iran mengambil sikap
politik yang bermusuhan dengan Washington, DC. Oleh sebab itu, negara penghasil
minyak terbesar kedua dunia tersebut dapat dirangkul oleh Rusia. Ketika Iran
dirangkul, jelas negara-negara dibawah lindungan Iran turut pula dalam
persekutuan itu.
Sudah barang tentu persekutuan Rusia-Iran tidak
hanya terhenti di urusan minyak. Kerjasama itu juga masuk ke bidang pertahanan
militer. Dirahasiakan meski umum bisa membaca, Iran berhasil bertahan dari
rupa-rupa tekanan dan ancaman diplomatik atas kontroversi pengembangan
nuklirnya yang berlangsung bertahun-tahun itu,karena perlindungan Rusia. Kita
tahu akhir tahun lalu Israel, yang merasa paling terancam dengan nuklir Iran,
terus menerus menyatakan niat mereka untuk membom reaktor-reaktor nuklir Iran,
tetapi semuanya berhasil dicegah oleh Obama. Itu jelas bukan karena Obama
mencintai Iran. Orang bisa mengerti itu karena Obama tahu ada Rusia di belakang
proyek-proyek nuklir Iran.
Dan anda haruslah tahu juga, Rusia bukanlah negara
lemah seperti dugaan beberapa orang naif. Ini adalah negara terkuat di dunia
secara militer, setara Amerika Serikat. Kita tidak tahu ada berapa belas ribu
bom berhulu ledak nuklir yang Rusia miliki. Jika semua itu meledak, kekuatannya
sanggup menghancurkan planet ini!
HITUNGAN MUNDUR MENUJU PERANG
Dua hari lalu, barangkali setelah mendengar reaksi
Iran dan terutama Rusia, Presiden Obama sedikit gelagapan juga. Ia lalu berkata
hanya akan melancarkan perang apabila Senat Amerika memberi persetujuan. Dan
kemarin, Rabu (4 September 2013), setelah melalui perdebatan dua hari, akhirnya
Senat AS memberi persetujuan pada Obama! (Baca kompas.com dengan judul “Setujui
Aksi Militer ke Suriah, Panel Senat AS "Membelah" Suara Demokrat dan
Republik”).
Kalau sudah begini, kita tidak tahu lagi apa yang
akan terjadi. “Perang Regional” sesuai istilah Presiden Assad akan segera
meletus dalam hitungan jam ke depan. Perang ini kemungkinan besar dapat berubah
menjadi Perang Dunia III. Tolong jangan membayangkan Perang Dunia III sama
dengan Perang Dunia II yang bersejatakan AK-47. Ini adalah perang rudal-rudal,
bom-bom kimia, dan terutama bom nuklir!
Saya tidak dapat berkata apapun selain:
bersiap-siaplah, bersiap-siaplah, untuk segala kemungkinan terburuk yang dapat
terjadi!
Memangnya apa yang akan terjadi? Mungkin anda
bertanya begitu. Memangnya rudal-rudal itu dapat sampai ke Jakarta kita ini?
Mungkin jawabannya tidak. Tetapi yang pasti,
Indonesia akan bergolak. Api kebencian akan melanda negeri ini juga. Anda akan
segera melihat demonstrasi anarkis dimana-mana. Anda mungkin akan menjadi salah
seorang calon korban oleh kaum demonstran itu. Tetapi dengar, meskipun itu
cukup menakutkan, itu hanya dampak lokal.
Dampak global dari “Perang Timur Tengah” adalah
runtuhnya sistem keuangan dunia. Perang ini akan membuat kilang-kilang minyak
akan tutup di seluruh Timur Tengah. Siapa manajer, siapa karyawan, yang masih
akan berani bertahan di bawah desingan bom dan rudal seperti itu? Mereka semua
akan lari mengungsi. Dan anda tahu akibatnya, harga minyak dunia akan membubung
ke langit tinggi. Sekarang harga minyak berada di kisaran 100 dollar US per
barel. Tetapi para analis berkata, jika minyak naik menembus 200 dollar per
barel saja, maka mata uang dollar akan kolaps. Jika itu terjadi, semuanya akan
runtuh. Mengertikah anda? Susunlah kartu berbaris-baris, jatuhkan satu saja,
apa yang akan terjadi? Seluruh kartu itu akan rubuh. Inilah yang disebut EFEK
DOMINO dalam ekonomi. Benar, ketika dollar runtuh, seluruh mata uang juga akan
runtuh!
Runtuhnya keuangan global akan menimbulkan
keruntuhan kedaulatan hampir semua negara, termasuk AS sendiri. Segala bangsa
kehilangan stabilitas. Uang anda berapapun banyaknya tidak bisa lagi anda
belanjakan. Negara-negara akan runtuh. Pemerintah-pemerintah runtuh.
Bangsa-bangsa dunia kehilangan kepercayaan akan apapun. Sistem kemasyarakatan
umat manusia yang anda jalani selama ini akan bubar. Orang-orang yang anda
percayai ajarannya selama ini akan kehilangan kepercayaan pada apa yang ia
ajarkan. Ini keadaan yang amat tidak terbayangkan.
Seluruh keadaaan yang membuat dunia
terhuyung-huyung ini akan memulai suatu babak baru, suatu tatanan yang telah
lama dipersiapkan: Tatanan Dunia Baru: NEW WORLD ORDER!
Siapa pemimpinnya? Anda sudah tahu semuanya.
Alkitab menamainya ANTIKRISTUS. Ia akan berhasil mendamaikan dunia, dan
berhasil memaksakan sistem yang diusulkannya. Pendeknya, Perang Dunia III
adalah jalan yang telah dipersiapkan baginya, oleh jaringan-jaringan di
belakang layar, yang anda sendiri sudah tahu nama jaringan global itu.
Tetapi tentu saya tidak berani memastikan
“Penyerbuan Suriah” inikah yang kana memicu Perang Dunia III itu atau bukan.
Segala kemungkinan dapat terjadi, termasuk kemungkinan terburuk. Kita lihat
saja, sambil berawas-awas, berjaga-jaga, bersiap-siap. Saya tidak sedang
mencoba menakut-nakuti anda. Saya sedang berkata: bukalah mata anda, sesuatu
yang berpotensi kehancuran segala-galanya sedang terjadi di depan mata kita!
Lakukanlah sesuatu, entahkah seruan penolakan atas
perang ini, entahkah belanja stok makanan menyongsong kemungkinan kenaikan
harga besar-besaran, entahkah mempersiapkan kemungkinan untuk mengungsi dari
kota anda yang berpotensi rusuh, entahkah mengabarkan saudara-saudara anda
untuk juga berjaga-jaga, entahkah untuk bertobat dan mencari kepastian
keselamatan! Saya pribadi mengajak anda untuk mulai membuka hati pada Yesus
Kristus, sebab dari semuanya, hanya Dia yang beraNi memastikan keselamatan pada
anda ketika anda percaya kepada-Nya.
Aroma perang itu sudah benar-benar tercium!
Lakukanlah sesuatu! Lakukan sesuatu!
(Catatan: Artikel ini saya tulis pertama kali di facebook tanggal 5 September 2013. Perkembangan situasi di Suriah berlangsung sangat cepat, dalam hitungan jam bisa saja ada kabar terbaru, sehingga pembaca harus terus memantau beritanya. Waktu akan menjelaskan apakah artikel ini jadi kenyataan atau tidak. Yang pasti, saya -dan saya yakin kita semua- tidak menginginkan terjadinya perang ini. Kita berharap yang terjadi bukanlah kemungkinan terburuk, melainkan kemungkinan terbaik: perdamaian. Tetapi sambil kita berharap dan berdoa, kita juga harus tetap bersiap-siap. Sebab sekali lagi: kemungkinan terburuk tetap bisa terjadi. Di dalam Yesus, kita aman terlindung. Maka marilah kita senantiasa berlindung di dalam Dia. Amen.)
)