Sabtu, 19 September 2015

MENGIKIS ROH AGAMAWI DARI GEREJA TUHAN






(Dapatkan buku saya ini selengkapnya, gratis, dalam bentuk pdf dan anda akan diberkati dengan pewahyuan-pewahyuan untuk pemulihan gereja Kristus, dalam persiapan kita menyongsong Tuhan Yesus yang akan segera datang. Buku ini akan menyingkapkan hal-hal keliru yang umum terjadi di dalam gereja-gereja kita selama ini, meluruskannya kembali ke dalam Injil, dan pada akhirnya menguatkan iman kita akan keselamatan di dalam Yesus Kristus. Sangat diharapkan agar saudara pembaca bersedia membagikan buku ini, baik secara online maupun dalam bentuk copy fisik (print) sebanyak-banyaknya, lebih lagi kepada para pendeta, penginjil-penginjil dan pengajar firman Tuhan, yang saudara kenal, untuk mendorong kebangunan rohani di akhir zaman ini di Indonesia maupun seluruh dunia. Tuhan Yesus segera datang. Ia mengasihi kita. Amin.)
Klik:





PENDAHULUAN

Kita sudah tahu bahwa kita beroleh selamat karena kasih karunia oleh iman, bukan karena hasil upaya dan kerja keras kita. Allah telah mengaruniakan kepada kita Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, sebagai korban penebusan dosa kita, supaya barangsiapa yang percaya kepada Yesus tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. 

Selanjutnya, haruslah kita tinggal setia dan bertekun dalam kasih karunia itu, dengan suatu cara kehidupan yang baru, yakni sebagai anak-anak Allah, di bawah penggembalaan Yesus sendiri. Kehidupan di dalam kasih karunia adalah

Rabu, 26 Agustus 2015

PANDUAN PENGINJILAN



(Sebuah Tutorial Teknis / Praktek untuk Para Penginjil Keliling)


      Dasar

Menginjil adalah tugas setiap orang percaya, sebagaimana diamanatkan Tuhan Yesus sebelum Ia terangkat ke Sorga, tertulis di Matius 28:18-20. Jadi menginjil bukan hanya tugas orang-orang tertentu di gereja, melainkan semua orang percaya.

Ironisnya, zaman ini kebanyakan orang di gereja hanya berdoa meminta Tuhan untuk melawat, menjangkau atau menyelamatkan bangsa atau kota mereka, setelah itu berdiam diri. Ini doa yang melenceng. Sebab Yesus justru memerintahkan kita: “PERGILAH, JADIKAN SEMUA BANGSA MURID-KU”. Kitalah yang seharusnya pergi, sedangkan dengan doa tadi, kita seolah-olah berkata: “Tuhan, Engkau sajalah yang pergi, sedangkan kami biarlah hanya berdoa di dalam gedung-gedung gereja kami untuk itu.” Doa semacam itu justru membuat jemaat merasa telah mengerjakan tugasnya, sebab setelah mereka berdoa syafaat berjam-jam semacam itu di gereja, mereka pulang ke rumahnya dan tidur dengan tenteram. Sesungguhnya, doa yang selaras dengan perintah Amanat Agung adalah “berilah kami keberanian”, “ajarilah kami memberitakan Injil”, dan lain-lain yang nadanya adalah kita bersedia memberitakan Injil.