Kamis, 04 Februari 2016

TENTANG KEKUDUSAN

Tentu anda sering mendengar khotbah supaya hidup kudus, sebab tanpa kekudusan, orang tidak akan pernah melihat Tuhan. Itu sungguh benar. Tetapi jangan anda menjadi salah dalam kesesatan rohani akan hal itu dengan berpikir bahwa itu adalah
bukti bahwa kekudusan dan keselamatan kita adalah hasil dari kerja keras kita. Sejujurnya, banyak pengkhotbah berpikir salah seperti itu.

Yang benar, oleh iman anda di dalam Yesus Kristus yang telah menebus dan pengampuni anda, anda telah dikuduskan oleh Allah. Jadi oleh iman itu, anda sesungguhnya telah menjadi ciptaan baru, yaitu manusia kudus.

Jadi, anda ini sebenarnya orang kudus. Itu bukan hasil perbuatan anda, tapi karena kasih karunia yang diberikan kepadamu di dalam Yesus. Tugas anda hanya satu: jalanilah status kudusmu itu, tunjukkanlah kekudusanmu itu.

Jadi ajaran Injil supaya kita hidup kudus bukanlah artinya berjuang keras menjadi orang kudus (karena tak ada yang dapat menjadi kudus oleh usahanya sendiri), melainkan menikmati dan menjalani kekudusan yang telah dikaruniakan padamu itu.

Kurang lebih begini: kamu dikaruniakan Allah sebagai laki-laki, maka hiduplah sebagai laki-laki, jangan sebagai perempuan; jangan berpikir bahwa kamu perempuan.

Kamu tidak mungkin menjadi laki-laki karena usahamu sendiri. Itu adalah pemberian Allah. Kamu tinggal berperilaku saja sebagai laki-laki. Itu naturmu.

Demikian pula kamu tidak mungkin menjadi kudus karena kerja kerasmu. Melainkan kamu memang telah dikaruniakan sebagai orang kudus ketika kamu percaya pada Yesus. Itu pemberian Allah. Kamu tinggal berperilaku saja sebagai orang kudus, itulah tugasmu sesuai naturmu, dan itulah sebenarnya arti ayat tentang "hidup kudus" itu.

Karena itu, pertama-tama, kamu -di dalam hati dan pikiranmu- harus percaya bahwa kamu ini adalah orang kudus karena Yesus. Tanpa pikiran kamu percaya akan hal itu, kamu pasti gagal "hidup kudus". Sebaliknya, ketika pikiran dan hatimu telah mempecayai dan menyadari itu, dengan sendirinya kamu pasti dengan enjoy tinggal dalam kekudusan (karena segala perilaku kita digerakkan oleh hati dan pikiran).

Banyak pengajar yang memiliki pengikut/jemaat begitu banyak, yang mengajar jemaatnya untuk terus menerus hidup kudus, menekan-nekankan bahwa Tuhan hanya berkenan kepada mereka yang hidup kudus, bahwa Allah memerintahkan kita untuk hidup kudus, dan bahwa Ia akan menolak mereka yang tidak hidup kudus, tetapi apa yang mereka hasilkan ialah jemaat yang ketakutan, yang merintih-rintih di hadapan Allah dalam perasaan bersalah terus menerus, dan dengan batin yang berlelah-lelah untuk hdup kudus. Dan sekalipun sudah demikian tekunnya mereka menjalani semua itu, ketika anda bertanya pada salah seorang dari mereka: "Setelah semua yang kamu kerjakan ini, apakah kamu sekarang sudah merasa orang kudus?" Apa yang mereka jawab jika mereka jujur? Seperti ini: "Saya belum menjadi orang kudus...oh itu status yang sungguh mulia... Tapi saya akan terus berusaha, sampai saya layak dan sempurna di hadapan Bapa." Beri mereka waktu sebulan lagi untuk berjuang, lalu tanyai mereka kembali: "Bagaimana sekarang? Apakah kamu merasa sudah menjadi orang kudus?" Apa jawaban dia? Seperti ini: "Oh kawan, jangan main-main! Kamu harus terus berjuang untuk mengejar kekudusan itu, sampai kamu benar-benar menjadi orang kudus pada akhirnya!" Intinya, dia tidak akan pernah percaya bahwa ia orang kudus, dengan semua ketekukan dan jerih lelahnya itu. Orang seperti ini, sudah pasti akan mencibir saya ketika saya berani berkata: "Saya orang kudus, karena dikuduskan Yesus Kristus." Mereka akan menuduh saya hyper grace. Ah, apa sebenarnya yang mereka imani tentang Yesus? Mengapa mereka tidak percaya bahwa mereka sudah selamat, sudah sempurna, sudah kudus, karena darah Yesus yang telah tercurah dan mereka imani? Tanpa mengimani semua itu, sesungguhnya yang mereka lakukan ialah penyangkalan terhadap kasih karunia Allah! (Saya memakai kata "mereka" supaya seolah-olah anda tidak terganggu. Tapi periksalah, siapa tahu anda juga termasuk menganut pikiran semacam itu. Kembalilah kepada Injil Kasih Karunia Yesus Kristus).

Hei kawan, kamu itu orang kudus, karena imanmu di dalam Kristus Yesus! Percayailah itu! Bangkitlah! Jalanilah identitasmu itu dengan gembira! Jangan mau ditipu pikiran si iblis yang terus menerus menuduhmu! Kamu benar-benar resmi sebagai orang kudus! Ada SK-nya dari Bapa! Mau tahu apa SK-mu? Salib Yesus di bukit Golgota, itu!





1 komentar:

  1. Saya percaya injil kasih karunia yang memerdekakan kita. Pertanyaan saya, apakah hamba Tuhan yg dipakai oleh Tuhan untuk menyampaikan firmanNYA tdk diperlengkapi oleh roh kudus sehingga berbeda dgn uraian yg sdr bao paparkan ?

    BalasHapus