Jumat, 14 Desember 2012

MENJALIN PERSAHABATAN DENGAN TUHAN





MENJALIN PERSAHABATAN DENGAN TUHAN

Saudaraku...

Tuhan Yesus benar-benar mengasihi anda dan saya. Dia bukan hanya mengadakan hubungan sah antara kita dengan Bapa dan diri-Nya sendiri, tapi Dia juga ingin bersahabat dengan kita.

Sebenarnya, Yesus telah menyediakan diri-Nya sebagai sahabat bagi kita. Itulah bukti dari keinginan-Nya itu. Ketika anda ingin bersahabat dengan seseorang, tentu itu artinya anda lebih dulu menyediakan diri menjadi sahabatnya, barulah kemudian meminta kesediaannya. Demikianlah Tuhan, telah menyediakan diri-Nya sebagai sahabat, dan selanjutnya Ia meminta anda bersedia.

Sekarang bola ada di tangan anda, bersediakah anda bersahabat dengan Yesus?

Saya gembira ketika orang-orang berkata bahwa mereka telah bersahabat dengan Tuhan. Saya berharap pengakuan itu benar dan bukan sekedar pernyataan dari rasa kekaguman sesaat di hari minggu atau di hari ibadah, sementara di hari sibuk sehari-hari, pernyataan itu sama sekali tak tercermin.

Jadi kita harus mengerti apa itu persahabatan. Persahabatan adalah hubungan hati ke hati yang sangat dalam. Disana ada saling pengertian. Kita mengerti perasaan dan kehendak sahabat kita, demikian pula sebaliknya. Seorang sahabat biasanya mengerti bahasa tubuh sahabatnya. Tanpa harus bicara, dia tahu sahabatnya itu sedang berduka, sedang gembira, sedang tidak mood, dan sebagainya. Dia tahu apa yang tidak disukai dan apa yang paling disenangi sahabatnya. Dan bukan sekedar tahu, tapi dia melakukan seturut dengan pengetahuannya itu.

Yesus tahu semua hal tentang anda seperti saya terangkan itu. Itulah sebabnya Dia bersikap sebagai sahabat bagi anda. Persoalannya adalah, apakah anda memiliki jiwa yang seperti itu pula kepada-Nya? Yesus adalah sahabat kita, tapi apakah kita sudah menjadi sahabat bagi Dia? Anda tahu, itu dua hal yang berbeda.

Anda hanya dapat mulai disebut menjadi sahabat Yesus, apabila anda mengerti perasaan-Nya, mengetahui hal-hal apa yang disukai-Nya dan yang tidak disenangi-Nya. Feeling anda harus peka, sehingga anda tahu "bahasa tubuh" Yesus. Apa maksudnya? Maksudnya adalah anda tahu reaksi hati (yeah... bahasa tubuh adalah reaksi hati -reaksi yang tidak diutarakan melainkan muncul di hati) Tuhan Yesus, atas segala tindak tanduk anda.
Perlu saya terangkan kepada anda, perhatian Yesus kepada anda sangatlah mendalam, begitu mendetail, sehingga hal terkecil sekalipun yang terjadi pada anda, atau yang anda lakukan, itu diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Perkataan-perkataan anda kepada siapa saja, dalam situasi apa saja, sikap-sikap anda kepada siapa saja, dan sebagainya, semua itu tidak luput dari perhatian-Nya. Jadi anda mestinya tahu, jenis "bahasa tubuh" Yesus atas segala hal di hidup anda. Saya tidak berkata bahwa Ia cengeng, rewel dan mudah sakit hati. Ketika kita jatuh dalam dosa, atau mengerjakan hal yang kurang layak, umumnya kita tahu bahwa Yesus tidak akan membenci kita. Ia tetap mengasihi kita dan tidak menutup diri. Tapi anda mengerti arti bahasa tubuh, bukan? Dan seorang sahabat, memperhatikan bahasa tubuh sahabatnya. Ketika kepekaan rohani anda sudah berada disana, artinya anda sudah menjalani persahabatan yang intim dengan Tuhan.

Perlu saya beritahukan juga, Yesus mengerti bahasa tubuh anda.

Saya mau cerita sedikit pengertian Tuhan Yesus terhadap bahasa tubuh saya. Bagi anda yang masih berada di level akademik teologistis dan belum masuk ke tahap bersahabat dengan Yesus, cerita saya ini mungkin bertentangan dengan pandangan anda.

Saya tahu, sepakbola adalah olahraga yang sangat kental dengan dunia okultisme, perjimatan, benda-benda pembawa keberuntungan, mafia perjudian, dan ritual-ritual rahasia di luar lapangan. Hal-hal ini tidak saja terjadi di level liga antar kampung, tapi juga di liga-liga terbaik Eropa, bahkan Piala Dunia. Ada banyak dukun atau paranormal yang berada di sekitar sepakbola, entah menjadi pendukung fanatik sebuah negara atau klub, maupun pemain bintang. Di Eropa, konon orang-orang mistik dari India dan Afrika umumnya menjadi "penasehat spiritual" bagi tim-tim maupun pemain-pemain bintang.

Jadi ketika saya membaca satu kesaksian di internet tentang dunia kegelapan sepakbola, saya percaya.

Meski demikian, karena olahraga ini sangat menarik, sejak dulu saya menyukainya. Saya termasuk fasih bola dan penggemar beberapa klub, terutama Manchester United dan Inter Milan.

Tetapi akhir-akhir ini, saya telah mundur cukup jauh, karena Tuhan. Ditambah lagi dengan pendeta gereja dimana saya beribadah, dengan jujur di mimbar mengakui dosanya berupa kecanduan terhadap sepakbola, tekad saya meninggalkan sepakbola makin kuat.
Tapi beberapa minggu lalu, TV menyiarkan langsung MU vs Manchester City, derbi Liga Inggris yang lagi panas. Saya ingin sekali menonton. Sayangnya, siaran TV di rumah selalu diacak, sehingga kalau ingin menonton, saya harus pergi ke sebuah warung kopi yang jauhnya sekitar 2 km. Masalah utamanya adalah, pertandingan itu mulai jam 2 pagi!

Seorang hamba Tuhan ngendap-ngendap tanpa sepengetahuan istri meninggalkan rumahnya hanya untuk nonton bola di warung kopi, pagi buta, bukankah itu akan menjadi kesaksian yang buruk? Jika ada saudara yang melihat, itu dapat membuatnya tersandung.

Jadi tengah malam itu, di jam doa pribadi saya, setelah istri saya tidur, saya ceritakan juga pada Tuhan. "Yesus," saya bilang, "itu jelas sangat tidak baik. Aku tidak akan kesana, supaya jangan ada yang tersandung, atau menimbulkan masalah dengan istriku nantinya. Tapi tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Mu. Engkau tahu yang tersimpan hatiku ini, aku ingin sekali nonton, paling tidak satu babak saja. Tapi tentu saja aku tidak akan memaksakan diriku. Jikalau Engkau memang mengizinkan, aku akan pergi nonton. Tapi jika tidak, aku sangat mengerti. Aku ini hamba-Mu."

Lalu saya pergi tidur dan melupakan sepakbola. Beberapa jam kemudian, saya terbangun secara mendadak. Di hati saya seperti ada suara yang damai, "Tidakkah kamu ingin menonton sepakbola? Pergilah." Saya lihat jam, sekitar 03.00 pagi. Ini persis babak kedua dimulai. Istri saya masih terlelap. Sejenak saya menguji suara di hati saya itu suara Tuhan atau bukan, dan saya merasa damai sejahtera. Roh Kudus tidak membuat nurani saya merasa bersalah. Lalu saya pergi, tentu saja seperti gambaran tadi, diam-diam, ngendap-endap mengeluarkan motor, supaya istri tidak terganggu.

Tentu saja selama nonton itu, fokus hati saya jadi lebih tertuju kepada Tuhan. Di warung kopi yang ramai itu, saya merenungkan pengalaman itu dan termangu-mangu: Yesus mengizinkan saya pergi nonton bola...? Kalau hal ini saya tulis dan dibaca orang-orang kristen teologis, apa komentar mereka...? Saya sebenarnya tidak berniat menceritakan itu pada siapapun, sebab pengalaman itu bersifat pribadi. Tapi terlalu kontekstual dengan tema saya kali ini.

Tentu saya tidak berkata bahwa Yesus mengizinkan kita kecanduan sepakbola. Saya sendiri tetap bergerak menjauhi candu sepakbola, atau hal apapun di dunia ini, dan itu pun saya sarankan pada anda. Sejak hari itu sampai sekarang, saya tak lagi menonton sepakbola. Kita tahu tidak ada yang haram, tapi anda juga tahu apa itu kecanduan, sebuah dosa kedagingan. Dan saya juga tidak berani memastikan bahwa anda akan mendapat ijin yang sama dengan saya kala itu. Pengalaman ini bukanlah suatu peyingkapan kebenaran mengenai sepakbola, bukan, tetapi mengenai persahabatan dengan Tuhan, pengertian-pengertian terhadap bahasa tubuh seorang sahabat. Tuhan melihat hati anda. Saya mau anda ingat ini: dari dua orang pria yang sama-sama berkata pada seorang gadis yang sama: "Wah, cantik banget kamu hari ini, dek!", bukan tidak mungkin seorang akan dihitung berdosa, seorang lagi tidak. Ingat juga ini: Kain dan Habel sama-sama mempersembahkan perpuluhan kepada Tuhan, Habel diterima, tapi Kain ditolak. Manusia umumnya menghakimi dari apa yang terlihat dan apa yang terdengar, tapi Tuhan melihat hati manusia. Cara pandang Tuhan berbeda dengan cara pandang kita. Yesus menilai dari apa yang tergerak di hati kita. Lagipula Ia tahu masa depan.

Jika anda membangun persahabatan dengan Yesus, peka terhadap "bahasa tubuh"-Nya, anda akan memperoleh pengalaman-pengalaman mengherankan. Anda akan tahu bahwa Yesus tidak hanya tentang mukjizat yang dasyat, tapi juga tentang detail-detail kehidupan yang kadang terlihat sepele.

Seorang penginjil bernama David E. Taylor punya sepatu baru merek tertentu yang sangat disukainya.Kemudian suatu kali, ia dikunjungi Yesus hanya untuk menyampaikan suatu hal yang membuat hamba-Nya ini terbengong-bengong. Anda tahu apa itu? Tuhan datang hanya untuk berkata: "David, Aku juga suka sepatumu itu."

Anda kaget? Jiwa agamawi (akademik teologistis) kita akan berteriak sekarang: "Hei, tunggu dulu! Yesus -Allah semesta alam itu- mengomentari sepatu...? Yang benar saja, Bro!!"

David pun mula-mula tercengang, seperti anda. Ia tidak pernah terpikir bahwa Tuhan memperhatikan hal-hal di seputar diri kita secara mendetail. Sekali lagi ini bukanlah pewahyuan mengenai sepatu, supaya jangan sampai anda jadi bodoh lalu mencari-cari tahu model dan merek sepatu apa gerangan yang Yesus sukai. Sobat, ini semua pewahyuan tentang persahabatan dengan Tuhan.

Selama ini kita semua dididik untuk membayangkan bahwa Yesus tentulah hanya tertarik pada bidang-bidang rohani saja dari kehidupan kita. Tapi anda salah. Yesus peduli pada keseluruhan hidup anda, secara mendetail. Harap anda mencatat ini: dia tahu warna favoritmu, dia tahu model rambut kesukaanmu, dia tahu hal yang paling membuatmu tidak suka. Bahkan Dia juga memberi komentar pada bentuk wajahmu. Alkitab berkali-kali menyebutkan Tuhan mengomentari rupa atau sosok orang-orang. Ia menyebut Saul tampan. Ia mengomentari wajah Daud, kemerah-merahan, dan masih banyak lagi. Di bawah ini saya kutip ayat Alkitab yang menggambarkan bagaimana Tuhan juga berbicara tentang rupa-rupa aksesoris terbaik yang dikenal peradaban manusia waktu itu.

Yehezkiel 16 : 10-11
Aku (TUHAN) mengenakan pakaian berwarna-warna kepadamu dan memberikan engkau sandal-sandal dari kulit lumba-lumba dan tutup kepala dari lenan halus dan selendang dari sutera. Dan Aku menghiasi engkau dengan perhiasan-perhiasan dan mengenakan gelang pada tanganmu dan kalung pada lehermu.

Jadi jangan heran bila Tuhan juga dapat berbicara tentang sepatu, Liga Inggris, handphone, iPhone, laptop, Mitsubishi Pajero, tv layar datar, dan segala benda yang dikenal atau disukai dalam peradaban kita sekarang.

Mungkin anda bertanya: mengapa Yesus tertarik mengomentari atau memperhatikan secara mendetail seperti itu? Saya ingin memberitahu: itu bukti perkataan-Nya yang menyebut anda sahabat-Nya. Tidak dapat dikatakan sahabat jika anda tidak tertarik untuk peduli atau tidak tahu apa-apa kegemaran sahabatmu. Begitulah Yesus.

Selanjutnya, bagaimana caranya membangun persahabatan dengan Tuhan?

Media yang paling sahih adalah doa. Anda harus benar-benar manusia yang berdoa sepanjang hari. Tanpa kehidupan doa, berarti anda tidak benar bersahabat dengan Dia. Jika anda berdoa sedikit saja, saya sarankan anda jangan dulu mengklaim diri telah bersahabat dengan Tuhan.

Ciri orang yang menjalin persahabatan dengan Tuhan Yesus adalah seseorang yang gemar sekali berdoa, sedikit-sedikit berdoa, ada waktu longgar sedikit berdoa, persis seperti orang-orang sekarang bersahabat dengan Facebook.

Ada seorang janda tua sekalian penginjil keliling kecil-kecilan yang saya kenal bergaul erat dengan Tuhan. Suatu hari dia berkunjung ke rumah ibu saya. Saat itu, kami sedang menunggu seseorang lagi untuk berangkat ke sebuah tujuan. Karena agak lama, kami duduk-duduk di ruang tengah sambil membincangkan budaya jam karet. Tetapi janda tua ini menghardik kami dan mengajak kami untuk berdoa. Jadi kami berdoa dipimpin olehnya, yang isinya hanya untuk memuji-muji Tuhan Yesus. Ia menganggap keterlambatan orang itu sebagai kesempatan kecil untuk berdoa. Nah, itulah contoh seorang yang bergaul dengan Tuhan.

Saudaraku, doa yang saya maksud disini tidak cuma dalam metode kaku formal, yang biasa kita dengarkan dalam ibadah resmi. Melainkan juga metode doa yang bergaul, bercakap-cakap.

Saya bercakap-cakap dengan-Nya, ketika saya sedang mengenderai motor, sedang sendirian di kantor, bahkan sering juga ketika hendak menulis artikel semacam ini, saya tanya-tanya Dia apa yang harus saya tuliskan. Kita tidak harus memejamkan mata kita, tidak pula harus duduk bersila atau berlutut. Selain seperti itu, juga bersujud sampai mencium lantai, bahkan pula sampai tiarap di hadapan-Nya, saya juga biasa berdoa sambil goyang kaki, atau kalau di lantai, sambil selonjor, memijit-mijit betis, sambil berjalan-jalan berputar-putar, bahkan pula sambil rebah-rebahan. Saya berbicara apa saja yang ada di hati saya kepada-Nya, mulai dari kerinduan-kerinduan saya, juga beberapa nama dari anda yang kerap saya doakan, tentang kaki saya yang pegal-pegal, kadang-kadang sampai acara TV pun saya sebutkan.

Saudara...

Jangan terlalu kaku dalam bingkai-bingkai agama, roh yang legalistik. Tidak usah pura-pura berwibawa atau jaga image di hadapan Tuhan Yesus. Dia melihat semuanya. Apa yang mau anda rahasiakan? Apa? Saya sudah lama menyerah kepada-Nya tentang hal itu. Bahkan ketika saya berpikir tidak patut pun, Engkau lihat dan tahu, begitu saya bilang. Jadi kesadaran itu membuat saya peka terhadap "bahasa tubuh"-Nya. Saya menghindari apa yang tidak Ia sukai. Saya belajar menjaga hubungan kami. Saya tahu tidak selamanya bahasa tubuh-Nya enak terhadap saya. Sesekali saya merasakan ketidaksukaan-Nya. Tapi karena saya belajar bersahabat dengan Dia, saya langsung bertobat. Hal yang cukup sering adalah manakala saya marah-marah di rumah sehingga istri menjadi diam dan mengunci kamar. Saat seperti itu, saya biasanya cepat tersadar bahwa Tuhan tidak suka hal itu.

Juga saya mau beritahu, bahwa Yesus hadir di saat-saat doa pribadimu. Jam berapa engkau mempersembahkan doa pribadi bagi-Nya? Saya mau beritahu, Yesus menghafalnya, dan Ia sudah lebih dulu ada disana menunggumu. Selama ini saya mempersembahkan tengah malam, antara jam 23.00- 01.00 dini hari. Tetapi karena saya sering kali bermasalah dengan bangun pagi, belakangan saya mengubahnya. Saya mempersembahkan jam 05.00 - 06.00 pagi, dan hal itu saya beritahukan kepada-Nya.

Apa yang terjadi? Ia selalu membangunkan saya jam sekitar 04.30, tanpa alarm. Saya tahu apa maksud-Nya. Ia memberi saya waktu untuk gerak badan sejenak dan cuci muka, supaya aliran darah lancar dan tidak mengantuk. Setelah itu, barulah tepat jam 05.00, saya dan Tuhan Yesus menikmati persekutuan yang mesra.

Tetapi beberapa hari lalu, saya terlambat tidur, sudah hampir jam 1 malam. Seperti biasa, Tuhan membangunkan saya jam 04.30. Saya bangun dan duduk, tapi badan saya terasa berat serta mengantuk hebat. Antara sadar dan tidur, saya bilang: “Tuhan Yesus, aku tahu ini jam doaku untuk-Mu, aku ingin berdoa, tapi izinkan aku rebah sebentar lagi saja, lima menit saja ya...” Lalu saya rebah dan segera terlelap, lupa pada semuanya.

Lewat jam 06.00, istri saya bangun, dan segera membangunkan saya, bertanya apakah saya tadi berdoa atau tidak. Saya bilang tidak, balik tanya kenapa dia tiba-tiba tanya begitu. Dia cerita bahwa di dalam tidur, dia mendengar suara yang berkali-kali berkata: “bangunkanlah suamimu, suruh dia berdoa.” Tetapi karena dia yakin bahwa saya sudah berdoa, dia tidak menuruti suara itu. Mendengar itu, saya segera pergi keluar, berdoa dan menyesal.

Saudaraku, Yesus hafal pada jam-jam doa pribadimu, dan Ia sangat suka akan itu. Hadirat-Nya akan lebih dulu hadir di tempat doamu, menunggumu bangun. Saya mau beritahu anda, Yesus sangat berharap dapat menjalin persahabatan yang intim dengan anda dan saya. Ia telah menyediakan diri-Nya sebagai sahabat bagi kita, dan berharap agar kita mau menjadi sahabat-Nya pula. Ia sangat mengasihi anda. Sangat.

Saudaraku dalam kasih Tuhan...
Marilah berdoa. Bangunlah kehidupan doa pribadimu. Berdoalah siang dan malam, lagi dan lagi. Bergaullah dengan Dia, dengan merendahkan diri dan penyerahan hati yang total. Percayalah, bahwa Tuhan bukan saja disenangkan oleh doamu, tapi Ia bahkan sangat mengharapkannya. Ia mengharapkannya, karena Ia sangat menyayangimu. Sama seperti kekasih mengharapkan kemunculan kekasihnya, demikianlah Yesus mengharapkan kedatanganmu.

Yesus sungguh sahabat yang baik. Anda akan dibawa-Nya mengalami pengalaman-pengalaman rohani yang tak terlupakan, yang membuat anda akan semakin mencintai-Nya. Engkau akan kuat, dan potensi untuk jatuh dalam dosa akan merosot. Engkau akan kuat untuk mengendalikan kedaginganmu, serta egomu pelan-pelan akan mengerdil. Ia akan membuka pikiranmu kepada hikmat-hikmat yang selama ini tersembunyi bagimu. Imanmu akan diteguhkan, iman yang menggetarkan, iman yang memindahkan gunung. Urapan Roh-Nya akan memenuhi hatimu. Api nyalamu tidak akan kehabisan minyak, dan anda akan dapat mengendalikan diri terhadap segala hal yang tidak kudus. Bahkan ketika sangkakala dibunyikan untuk menjemput orang-orang kudus-Nya, jika engkau kedapatan kudus dan berjaga, engkau akan ikut disana.

Tuhan Yesus mengasihimu.

1 komentar:

  1. Saya bersyukur untuk artikel yg menggugah hati saya untuk bersahabat akrab dengan Tuhan Yesus. Thanks God

    BalasHapus