
(Note: Artikel ini adalah bagian dari buku 'MEMAHAMI KASIH KARUNIA ALLAH" versi pdf. Dapatkan buku itu selengkapnya secara gratis di https://drive.google.com/file/d/0B6JezydT9drrSzN1UEQtSHJ4eVU/view?usp=sharing)
Satu hal yang menyedihkan, di kebanyakan gereja Kristen di Indonesia
bahkan di dunia, pola rohani yang dikembangkan ialah “bekerja keras
menyenangkan hati Tuhan”. Fokus ajaran para pendeta setiap minggunya ialah apa yang harus kita lakukan untuk Tuhan,
supaya kita berkenan di mata Tuhan, supaya kita layak di hadapan-Nya.
Bergerak dari pola rohani ini, maka terus menerus yang ditekankan kepada
jemaat ialah ketaatan, ketekunan beribadah, kerelaan membayar harga, kewajiban
mengembalikan persepuluhan, kewajiban melayani, ketaatan pada pemimpin,
bersedia masuk melalui jalan sempit, harus begini dan begitu, dengan satu
kesimpulan: barulah kita akan dimahkotai
dengan keselamatan sorga. Ringkasnya, segala perintah dan kehendak Allah,
itulah yang terus menerus disampaikan dan dituntutkan kepada jemaat. Saya tidak
berkata itu semua bukan kehendak Tuhan. Itu semua kehendak Tuhan! Tapi saya
sedang membongkar kesalahan pola rohani yang melatarbelakangi para pengkhotbah
tentang hal-hal itu.