Jumat, 20 Agustus 2021

DIKUDUSKAN -- MENGUDUSKAN DIRI




Artikel ini mungkin akan menjadi salah satu pengajaran yang akan sangat mempengaruhi iman dan hidup anda. Maka ikutilah pelajaran besar ini.

Kita manusia, terdiri dari roh, jiwa dan tubuh.


Roh kita terhubung ke dalam alam roh, apakah kita ini manusia lama yang berdosa dan terkutuk, atau manusia yang baru, anak Allah karena kasih karunia di dalam Yesus Kristus. Roh manusia baru adalah roh yang dihuni oleh Roh Kudus.


Jiwa kita adalah zona hati pikiran kita, kesadaran harian, zona psikologi kita. Segala pengaruh, baik dari alam fisik (dunia), maupun alam roh, itu masuk ke jiwa, dan kerap kali membentuk pertarungan adu kuat disana.


Tubuh adalah yang berasal dari bumi, daging, yang naturnya adalah tubuh yang sudah rusak dan berdosa, yang akan binasa dan kembali menjadi tanah. Tubuh kitalah yang meresap semua hal yang ada di dunia ini, dan tubuh kita dialiri oleh kehendak daging. Segala kehendak daging kita itu dapat dirumuskan dalam satu kalimat: "Daging kita suka yang enak-enak, tak peduli itu terlarang atau boleh. Pokoknya enak, daging kita suka. Yang tidak enak, dia tidak suka."


Ketika dikatakan: "Tuhan menguduskan kita," maka itu adalah untuk roh kita. Tuhanlah yang melakukannya, sebab kita tidak dapat melakukannya.


Dengan Ia menguduskan roh kita, maka identitas kita berubah, dari manusia lama menjadi manusia baru. Jadi, dengan dikuduskannya roh kita, maka identitas kita benar-benar berubah. Setiap orang yang percaya kepada kasih karunia di dalam Yesus dan menyerahan dirinya dalam pertobatan yang sungguh-sungguh, seketika itu juga ia diubah menjadi manusia baru. Ini adalah anugerah. Bukan hasil perbuatan kita. Ini harus anda imani setiap hari. Anda itu manusia kudus. Roh anda itu roh yang baru, yang dihuni Roh Kudus, yang bercahaya, bukan lagi roh yang terkutuk. Imanilah ini dan jadilah sukacita.


Dan sekali ia menguduskan kita (roh kita) maka roh kita itu sebetulnya kudus sekali untuk seterusnya....(kecuali Roh Kasih Karunia itu telah undur dari roh kita).


Ibrani 10:10

Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.


(Jadi saudara2 mulai hari ini harus paham ayat ini, bahwa "kita" dalam ayat ini adalah roh kita, dan itu benar, kita adalah manusia baru karena kasih karunia Yesus. Anda itu manusia kudus. Ini benar.)


Tetapi ketika dikatakan dalam Alkitab: "Kuduskanlah dirimu," maka itu adalah untuk jiwa kita, atau zona hati dan pikiran kita, zona karakter dan psikologi kita, darimana berasal tindak tanduk kita sehari-hari.


Ini adalah zona kehendak bebas kita. Tuhan tidak berperan sebagai "pemegang kontrol" disini, melainkan tetap kita sendiri.


Untuk zona jiwa ini, Dia berperan sebagai pendamping, gembala, penasehat, pendukung, pemberi kekuatan, sahabat, dan lain-lain.


Sebab tentu jika Dia yang pegang kontrol di zona ini, berarti kita bukan lagi manusia dong, melainkan Tuhan sendiri --nah ini ajaran sesat dimana orang besar seperti Kenneth Copeland terjerumus, ketika dia berani berkata: "I am god."


Tuhan tidak dapat menguduskan pikiran dan hati kita, APABILA kita tidak "berjalan" (baca: sejalan) dengan arahan dan tuntunan-Roh-Nya (yang berdiam di dalam roh kita). Oleh doktrin para rasul, ini disebut "ketaatan".


I Petrus 1

1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.


Nah, sampai disini, dengan memahami pelajaran ini, sekarang anda menjadi mengerti bahwa kita selamat bukanlah karena kita taat, bukan hasil kesalehan kita, bukan hasil perbuatan kita. Kita selamat ya karena roh kita sudah menjadi manusia baru, dan itu terjadi adalah anugerah semata-mata di dalam Yesus.


Namun sekaligus kita juga mengerti sekarang, bahwa ketaatan itu artinya kita menghidupi keselamatan kita (sebagai manusia baru). Jika kita tidak taat? Jelas, jiwa kita menjadi cemar, dan jika jiwa kita cemar, maka jubah kita kedapatan kotor. Kita pasti ditolak.


Dengan demikian, kita paham sekarang, betapa juga mutlaknya ketaatan itu. Ketaatan memang tidak mel

15:28


Dengan demikian, kita paham sekarang, betapa juga mutlaknya ketaatan itu. Ketaatan memang tidak melahirkan keselamatan, tetapi ketidaktaatan akan membuat keselamatan (kekudusan) kita menjadi cemar, dan kita akan diusir atau ditolak.


Memangnya pikiran dan hati kita bisa tidak kudus? Oh bisa banget dong. Kan disitu "zona jatuh bangun" kita. Jiwa --zona hati dan pikiran-- terhubung bukan hanya kepada roh kita, melainkan juga dengan dunia fisik (melalui daging) kita.


Jiwa meresapi/menyedot semua hal yang ada di dunia ini melalui panca indera kita. Dunia memberi input-input ke pikiran - hati kita, dan hal2 yang disenangi daging, akan menimbulkan geliat kecemaran di hati kita. Misalnya, jika anda melihat link porno, daging anda tergoda, dan jika anda mengikuti kemauan daging anda itu, anda akan membukanya, lalu,,,, kecemaran masuk ke hati dan pikiran anda. Begitu.


Nah, di zona hati dan pikiran inilah berlaku perintah: "Kuduslah kamu sebab Aku kudus." Juga: "Sucikanlah hidupmu".


II Korintus 7:1

Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.


Nah, jadi perihal pengudusan diri kita, yang berkaitan dengan identitas roh kita, itu sepenuhnya adalah kasih karunia karena iman di dalam Yesus. Sepenuhnya pekerjaan Allah. Tidak ada yang boleh memegahkan dirinya akan hal itu. Dalam zona ini, hanya ada dua jenis manusia: mahluk berdosa, atau mahluk kudus. Dan kita, adalah mahluk kudus, anak2 Allah. Inilah kasih karunia yang begitu besar telah dikaruniakan kepada kita yang percaya, karena korban Kristus di kayu salib dan kelahiran baru kita.


Tetapi selanjutnya untuk menghidupi kekudusan itu, ini adalah ketaatan kita kepada Dia. Disini, tantangan terbesar kita adalah godaan kedagingan, lalu kesesatan, maupun cobaan hidup atau aniaya karena nama Yesus, yang berpotensi menjatuhkan iman kita. Semua itu masuk ke pikiran-hati (jiwa) melalui panca indera daging.


Semua itu berasal dari luar (dunia), bukan dari dalam (roh). Itulah sebabnya para rasul mengajarkan kita untuk senantiasa taat, bertekun, dan menyalibkan kehendak2 kedagingan kita.


Pertanyaannya tentu: bagaimana caranya kita mampu, atau kuat, menyucikan hati dan pikiran kita, sesuai dengan kekudusan kita menurut identitas roh kita?


Pengajar2 umumnya fokus kepada upaya-upaya yang harus dikerjakan. Itu baik. Memang kita harus proaktif dan banyak latihan kedisiplinan rohani.


Tapi suatu hari saya diterangi ajaran Roh Kudus akan hal itu, ketika Ia bersuara kepada saya: "Kalian lemah karena kalian kurang percaya pada apa yang telah Kuperbuat atas kalian."


Dalam pencerahan itu, saya dibuat mengerti oleh-Nya, bahwa cara paling ampuh untuk memelihara zona hati dan pikiran --zona jatuh bangun kita, zona pertarungan antara kehendak Roh dengan kehendak daging-- ialah dengan terus dan semakin menyadari IDENTITAS BARU (roh) kita. Mari dorong pikiran dan hatimu untuk mempercayai bahwa engkau adalah manusia baru, adalah manusia kudus. Sering-seringlah berkata kepada dirimu, dan biarkan telingamu mendengar suaramu sendiri: "Aku adalah manusia kudus! Anaknya Allah! Karena Yesus!"


Dan inilah pusaran dari semua pengajaran saya, baik di facebook, di WA, di youtube, maupun di pelayanan lokal saya selama ini. Anda harus membangun iman dan kesadaran anda setiap hari bahwa engkau itu adalah: anak Allah!

15:46


Dengan hati dan pikiranmu dipenuhi kesadaran identitas roh ini, maka engkau akan merasakan urapan besar setiap hari di dalam hatimu. Engkau akan berani mengangkat wajahmu ke Sorga, kepada Bapa. Engkau akan merasakan hadirat-Nya setiap hari. Engkau akan merasakan damai sejahtera, bahkan walau di tengah guncangan dunia yang menakutkan, hatimu bersih, pikiranmu bersih, dipenuhi oleh buah Roh.


Juga dengan minyak urapan yang mengalir dari Roh ini, engkau akan lebih mudah menjauhi godaan dosa, dan lebih mudah untuk taat kepada Roh Tuhan. Persekutuanmu dengan Tuhan Yesus akan bersifat "persahabatan erat", "keintiman", "manunggal", dan bukan antara seorang pendosa yang tertuduh-tuduh di hadapan Hakim.


Dan, dengan memahami ini, anda juga akan tahu perbedaan kebenaran ini dengan ajaran yang disebut Hypergrace. Ajaran HG berpatokan kepada kekudusan roh kita saja --yang sepenuhnya adalah perbuatan Allah--. Dengan berpatokan pada sisi ini, maka mereka mengimani bahwa orang kristen itu Sekali Bertobat Terima Tuhan, Selamanya Selamat, atau OSAS. Ini sebetulnya tidak murni diciptakan HG, melainkan warisan dari Calvinisme saja. Ajaran ini mengabaikan "pengudusan jiwa" oleh ketaatan kita. Juga ajaran Calvin / Hypergrace, bahwa dengan dikuduskannya (roh) kita, semuanya sudah selesai. Mau apapun kita lakukan, kita sudah pasti ke sorga.


Ini tidak rasuli! Para rasul mengajar kita untuk senantiasa taat dan menghidupi kekudusan kita itu --mengerjakan keselamatan-- (artinya: jiwa kita (pikiran dan hati) harus sinkron dengan roh kita yang sudah kudus).


Jika tidak, itu orang kristen "berjubah kotor", tanaman tanpa buah, iman yang tidak disertai perbuatan. Dan mereka yang mati dalam keadaan begini, kehilangan keselamatan mereka. Itu sebabnya Rasul Paulus sendiri berkata:


I Korintus 9:27

Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.


Kesimpulan:

1. Sadarilah mulai hari ini bahwa anda adalah seorang kudus. Imani itu. Terobos ketidakpercayaan anda, terobos rasa tertuduh anda. Sering2lah mengucapkannya --saya manusia kudus-- dengan suara yang terdengar.


2. Hidupilah kekudusan anda itu dalam cara hidup yang kudus (taat). Mintalah Yesus membasuh pikiran dan hati anda setiap saat dengan darah-Nya --dalam doa hubungan pribadi saya sendiri, saya selalu meminta-Nya untuk itu, dan menjadi permintaan pertama/utama saya setiap kali berdoa kepada-Nya---. Biasakanlah mengakui ketidakkudusan yang telah anda lakukan --jika ada--, dengan demikian, anda menyangkal diri anda di hadapan Dia yang menguduskan anda setiap hari.


Latihlah dirimu, dengan cara menaklukkan suara2 daging, melalui disiplin berdoa, disiplin berpuasa, disiplin lidah. Juga jauhi semua hal2 yang menggoda dagingmu. Banyak hal yang harus kita jauhi di dunia ini. Hiduplah sederhana. Jauhi kemewahan dan menuruti selera-selera enak dagingmu.


Demikianlah kita "hidup dalam kekudusuan, yaitu kekudusan yang telah dikaruniakan kepada kita."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar