Senin, 16 Agustus 2021

MENGENAI GAMBAR YESUS

 


Mengenai gambar wajah Yesus, ini sebenarnya tdk begitu penting secara iman kerohanian kita, berhubung Injil dan surat2 para rasul kita warisi hanya berupa tulisan saja, tdk ada foto atau gambar dilampirkan...
Kita imani dan kita kerjakan ajaran2 Tuhan, sudah selesai.
Tetapi krn Tuhan kita mengambil rupa manusia, tentu kita juga penasaran ingin tahu sosok wajah Tuhan Yesus dong. Itu wajar saja. Itu namanya kebutuhan estetika, kebutuhan rasa. Kita mencintai seseorang nun di seberang sana, misalnya, tentu kita ingin menyimpan fotonya. Itu wajar. Demikianlah kita jg ingin memiliki foto atau gambar wajah Tuhan kita Yesus, karena kita sangat mencintainya. Tp krn kala itu belum ada kamera foto....maka...tentu orang2 yg mencintaiNya, akan berusaha membuat lukisan wajahNya.
Ketika seseorang hendak membuat lukisan wajah Yesus, tentu tdk boleh suka2nya krn beralasan: "Kan Yesus gak ninggalin foto. Jd apa yg terlintas dibenak gue, itu aja gue bikin". Itu namanya bodoh dan bebal.
Untuk melukiskan sosok wajah Yesus, setiap seniman tentunya harus memiliki sumber2 referensi yg kuat:
1. Kesaksian tentang bentuk fisikNya dr para saksi mata
2. Nubuatan para nabi ttg fisikNya
3. Ras-Nya (Yahudi-Timur Tengah)
4. Kebudayaan bangsaNya di kala soal bentuk pakaian pria menengah ke bawah, model rambut, kebiasaan umum memelihara janggut atau tidak, dll
5. Umur manusiawi Yesus
6. Potongan tubuhNya ditinjau dari aktivitas sehari2
7. Sumber2 lainnya dr masa terdekat kepadaNya.
8. Sumber2 rohani (penglihatan2 anak2 Tuhan mengenai sosok Yesus yg ia lihat)
Dari semua bahan2 studi itu, maka muncul org2 kristen yg pandai lukis sejak generasi awal dulu, menciptakan lukisan wajah Yesus.
Tentu tdk ada yg akan seratus persen persis melukiskannya. Namun dari bahan2 studi tadi, maka lukisan2 Yesus yg beredar selama ini cukup bertanggungjawab secara ilmiah.
Yesus berusia 30an, sehingga tentu kulit wajahNya belum berkerut.
Manusiawi Yesus adalah etnis Yahudi, sehingga posturNya tentulah spt postur kebanyakan pria Yahudi Timur Tengah (bkn Yahudi Eropa), yaitu berkulit putih bersih kecoklatan, beralis tebal, bola mata cenderung lebar, bentuk wajah oval memanjang, berambut coklat hitam.
Kultur kaum pria Yahudi saat itu ialah memelihara janggut (brewokan), berambut cenderung gondrong menurut potongan yg diajarkan Taurat (saat itu hanya org Romawi yg budayanya rambut pendek dan dagu kelimis). Nubuatan Nabi Yesaya juga melukiskan bhw wajah Mesias itu berjanggut (brewokan).
Yesus tumbuh dewasa sebagai anak tukang kayu. Sehingga lebih meyakinkan bhw posturNya sedang cenderung kurus dan cukup berotot drpd mendugaNya bertubuh gendut atau buncit. Pria umur 30an jarang ada yg buncit.
HatiNya yg lembut dan rendah hati, dapat diterima tentu mempengaruhi dan terpancar pula dari paras wajahNya.
Spt itulah hasil lukisan wajah Yesus yg cukup bertanggungjawab secara ilmiah.
Nah, kebetulan kain kafan-Nya yg disebut "kain kafan Turin", tersimpan utuh. Bbrp puluh tahun lalu, ksin kafan itu lalu diperiksa dg teknologi maju ditunjang komputer, sehingga dapat ditemukan bekas2 lekukan tubuh dan wajah pd kafan itu. Hasilnya? Mencengangkan! Wajah Yesus hasil printout kafan itu sangat2 mirip dg lukisan wajah Yesus yg berasal dari abad 2 atau 3 yg diprlihara oleh gereja Ortodox.
Jd, jika org2 modern skrg dengan sembrono membully gambar sosok Yesus dikait2kan dg tokoh Konstantin, dewa zeus, ini itu, semua bully itu tidak disertai hasil penelitian yg dpt dipertanggungjawabkan secara terhormat.
Krn itu, bully2 itu hanyalah omong kosong semata. Mereka tdk dpt mempertanggung jawabkannya kecuali hanya faktor like or dislike saja.
Tp ya sudahlah. Mengetahui paras Yesus tentu bukan bagian dari iman kerohanian kita. Itu hanya sisi manusiawi dan estetika. Kita mencintai Papa kita Yesus, dan tentu kita ingin memiliki fotoNya di rumah. Yg penting, jgn malah berdoa pd foto itu atau bersikap seolah-olah foto itu ada kuasa supranaturalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar