Jumat, 14 Desember 2012

BETAPA CINTANYA YESUS KEPADAMU


BETAPA CINTANYA YESUS KEPADAMU

Yohanes 15:9 
Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.

Saudaraku dalam kasih Tuhan...

Tiba saatnya, Yesus akan berdiri sebagai Hakim atas nama Bapa-Nya, untuk hukum-hukum Bapa-Nya. Dan Ia akan menghakimi tanpa pandang muka. Tidak ada yang terlalu keren di mata-Nya sampai orang itu lolos dari pemeriksaan. Apakah anda merasa keren sekarang? Anda juga tidak akan lolos. Yesus memperjuangkan ketaatan manusia pada hukum-hukum Bapa-Nya. Ia mengajarkan itu, menyerukan itu. Tidak ada pengenduran standar kekudusan surgawi oleh Yesus Kristus. Jangan anda berpikir bahwa karena kasih karunia, anda sekarang bebas dari jangkauan hukum kekudusan Allah. Pengajaran-pengajaran yang mengesankan Yesus terlihat sebagai Seorang pengajar liberal, berasal dari iblis. Tolaklah itu.

Tetapi Yesus adalah Pribadi kasih. Ia penuh belas kasihan. Ia panjang sabar, lemah lembut, rendah hati. Ia memerintah kita dengan cinta. Ia memandang kita dengan kasih. Tidak ada kebencian dalam sorot mata-Nya pada siapapun manusia. Tidak pada anda, tidak juga pada tetangga jutek yang suka menjahati anda itu.

Suatu hari, seorang nyonya kehilangan emasnya. Ia dan suaminya telah memakai cara tradisional menyimpan emas-emas itu. Mereka menaruhnya dalam suatu wadah, lalu menimbunnya di pekarangan belakang. Mungkin itu lebih aman dalam pikiran mereka, karena perampok tidak akan pernah mengira hal seperti itu, juga kalau suatu hari rumah kebakaran atau apa, orang ramai tidak menemukan apa-apa di dalam kamar. Sependengaran saya, ada beberapa kilo emas.

Lantas suatu hari, mereka menggali tempat itu. Betapa terkejutnya, emas-emas itu tidak ada lagi. Hilang lenyap tanpa tanda-tanda. Meraunglah mereka, terutama si nyonya. Pertengkaran tentu saja terjadi. Mereka mulai saling menyalahkan. Si suami ngotot hendak konsultasi ke "orang pintar", tetapi si nyonya yang rupanya cukup mengerti firman Tuhan, mencegah dengan keras. Pertengkaran tentu makin panas, debat-debat pun meletus. Lalu keluar ultimatum. Si istri diberi tenggat waktu untuk mencari solusi, jika tidak berhasil, harus setuju ke dukun.

Syukurlah, nyonya itu datang pada Yesus, Dia yang sangat mengasihi dia. Bermula dari teman curhatnya, yang menyarankannya datang ke gereja Tuhan yang ada di sekitar lingkungan itu. Kebetulan malam itu kami sedang berkumpul di gereja dalam acara pertemuan pelayan. Nyonya itu datang dan langsung berlutut di hadapan pak pendeta, menangis tersedu-sedu minta didoakan. Tidak seorang pun dari antara kami mengenalnya, karena dia bukan jemaat kami. Tetapi karena dia datang pada Yesus, kami semua mendoakannya didalam kasih dan persaudaraan, setelah tahu apa masalahnya.

Puji Tuhan, pertolongan dari surga terjadi. Tuhan menggerakkan mereka menggali ke suatu sudut lain dari pekarangan itu, dan ketemulah emas-emas itu utuh disana. Tak ada yang hilang. Tidak ada penjelasan apa-apa yang mereka peroleh kenapa emas itu pindah kesitu dan sejak kapan. Biarlah itu tetap menjadi sebuah misteri. Yang penting, emas-emas mereka telah kembali.

Tetapi sejak itu, si nyonya itu tidak pernah datang lagi ke gereja. Tidak untuk sekedar mengucapkan terimakasih, apa lagi untuk turut beribadah. Dia sepertinya telah menjadi sasaran bisik-bisik miring di kalangan jemaat yang suka berbisik, tentang contoh manusia yang tidak tahu terimakasih, contoh manusia yang lupa akan Tuhan setelah memperoleh pertolongan, dan lain sebagainya.

Seseorang bertanya pendapat saya tentang dia. Saya tidak memiliki pendapat apa-apa kecuali menurut hati Yesus: ratusan juta orang kristen di dunia ini seperti itu, melupakan Tuhan setelah memperoleh pertolongan bahkan mukzizat dari Tuhan Yesus. Itu menyedihkan hati Tuhan, tetapi Dia tetap mengasihi mereka.

Bagaimana kalau suatu hari emas-emas mereka itu hilang lagi, dan oleh karenanya nyonya itu datang lagi ke gereja kita seperti dulu, menangis dan minta didoakan, apa kira-kira komentar jemaat-jemaat? Kemungkinan terbesar, jemaat yang sudah lebih dulu muak mungkin akan semakin muak dan menolak untuk berdoa. Benar? Tetapi bagaimana dengan Yesus? Apakah Yesus juga muak dan berkata: "Enyahlah kau perempuan yang tidak tahu berterimakasih!!"

Tidak. Secuil pun tidak! Yesus akan tetap memeluknya dan menolongnya dengan penuh kasih sayang.

Saudaraku....

Yesus tidak menolak siapapun yang datang kepada-Nya. Ia tidak membuang siapapun. SIAPAPUN.

Kasih Yesus sempurna. Sebagaimana antusiasme-Nya mengampunimu di kali pertama, seperti itu juga Ia tetap antusias mengampunimu untuk keseribu kalinya, bahkan untuk kesalahan yang sama!

Dan kita diajar untuk memiliki kasih pengampunan yang seperti itu pula, kasih yang kita terima dari Roh Kudus, yang telah kita peroleh secara cuma-cuma, untuk kita bagikan pula secara cuma-cuma.

Yohanes 13:34
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.

I Yohanes 4:8
Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

Sekarang, mungkin ada yang bertanya, lalu bagaimana dengan standar hukum-hukum Allah yang menjadi pegangan Tuhan Yesus seperti yang saya tuliskan di paragraf pertama? Bagaimana menjelaskannya sementara Yesus memerintah kita dengan kasih..?

Kedua hal itu nampaknya bertolak belakang. Benar, dan hal itu telah menjadikan banyak orang yang kurang berhikmat menjadi sesat. Sebagian besar orang kristen telah menjadi liberal dengan alasan kasih Tuhan yang sempurna, dan sebagiannya lagi menjadi sangat arogan, sombong rohani, dengan alasan standar hukum Tuhan. Hanya sebagian kecil umat kristen yang benar-benar tunduk pada pimpinan Roh dan menerima urapan hikmat. Allah kiranya menambahkan jumlah yang sedikit itu.

Saudaraku kekasih dalam Tuhan Yesus...

Setiap orang memiliki standar. Setiap istri, dan setiap suami memiliki standar. Tidak semua tindakan istri disukai suami, dan tidak semua tindakan suami disukai istri. Jika seorang istri selalu suka dengan apapun tindakan suaminya atau sebaliknya, berarti dia tidak memiliki standar. Tetapi orang seperti itu tidak ada. Orang gila di lampu merah, kalau diganggu pun, ia akan mengejarmu. Ia tetap memiliki standar, yang menjadi garis batas dari rasa suka dan tidak suka, rasa nyaman dan rasa terganggu.

Seorang istri tidak suka ditampar suami, dan seorang suami tidak suka direndahkan istrinya. Suami menginginkan penghormatan atas supremasinya, istri menginginkan kesetaraan serta penghargaan atas kedudukannya. Kedua tuntutan standar itu dapat berbenturan sewaktu-waktu, bahkan sering kali menjadi akar dari perpecahan rumah tangga yang pernah terjadi.

Seorang suami berharap istrinya menghidangkan sarapan dan membuatkannya kopi. Itu adalah standar yang diinginkan banyak suami, atau katakanlah saya sendiri. Tetapi kaum istri, atau katakanlah istri saya sendiri, tidak selalu melakukannya.

Kawan, ketika engkau pulang kantor, istrimu tentu tidak suka engkau menaruh sepatumu di atas meja, atau kaus kakimu di atas kulkas. Itu standar mereka, tetapi kita, atau katakanlah saya sendiri, tidak selalu memenuhinya.

Ketika standar kita dilanggar, ada sesak di dada kita. Ada rasa keluhan tersembunyi. Itu pasti terjadi, dan itu bukan dosa. Tetapi seorang suami yang cinta istrinya, tidak serta merta menampar istrinya karena tidak membuatkan sarapan, atau seorang istri tidak serta merta menuntut cerai karena kaus kaki di atas kulkas. Rasa kesal, rasa sesak di dada, memang pasti akan terjadi seketika itu. Tetapi cinta akan mengalirkan kesabaran. Cinta akan mengerem dan memunahkan amarah, seperti air memadamkan bara kayu bakar di tungku. Cinta akan mengalirkan pengampunan. Cinta akan selalu memberikan kesempatan untuk berubah.

Di pihak yang melanggar standar, cinta akan pasangannya akan membuatnya tidak ingin mengulangi lagi. Cinta akan membuatnya mendekat dan meminta maaf, menyesali perbuatannya. Cinta akan mampu memberinya motivasi untuk berubah, untuk hidup seturut standar orang yang dicintainya.

saudaraku yang baik....

Sudahkah anda menangkap sebuah penjelasan tentang perjalanan hubungan kita dengan Yesus? Ketika anda melanggar firman-Nya, Ia tidak suka dan ada rasa sesak di dada-Nya.

Tetapi karena kasih-Nya yang tak terukur dalamnya akan anda, Ia tidak lantas marah-marah, tidak ngamuk-ngamuk kepada anda. Ia tetap menyediakan anda pengampunan, Ia bersabar, dan akan tetap seperti itu seumur hidup anda. Ia terlalu mencintai anda, dan tetap memberi anda kesempatan untuk berubah. Bukan hanya kesempatan kedua atau ketiga, tapi bila pun itu kesempatan yang sejuta kalinya, Ia tetap memberikannya, dan senantiasa: dengan sorot mata cinta yang lemah lembut.

Pengampunan sejati hanya dapat berasal dari cinta yang murni. Maka janganlah sia-siakan kasih-Nya itu. Bangunlah cintamu akan Dia juga, dan cinta itu akan membuatmu mampu untuk tidak mengulangi lagi, atau untuk kembali kepada-Nya. Cinta akan Dia akan memberimu motivasi untuk berbuah, untuk hidup seturut standar-Nya.

"Marilah kepada-Ku, kekasih-Ku. Cintailah Aku sebab Aku ini sangat merindukanmu. Aku tidak ingin kehilanganmu dan tidak sedetikpun muncul niat di hatiku untuk membenci atau membuangmu. Aku sangat mengasihimu."

Berpeganglah kepada hati Tuhan, sahabatku. Selama kita bernafas, kasih karunia-Nya tidak diambil dari kita. Sambil kita menyadari, bahwa kelak ketika cerita zaman ini telah ditutup, saatnya akan tiba Dia berdiri sebagai Hakim Yang Adil, yang tidak memandang muka. Jadi janganlah sia-siakan kesempatan ini untuk memastikan keselamatanmu. Ia telah mengundangmu untuk datang pada-Nya, sebab hanya Ia yang mampu menyelamatkanmu, siapapun engkau dan betapapun buruknya hidupmu hari ini. Maka datanglah sekarang.

Yesus mengasihimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar