Jumat, 14 Desember 2012

ENGKAU BERBEDA DARI DUNIA, MAKA HIDUPLAH BERBEDA


ENGKAU BERBEDA DARI DUNIA, MAKA HIDUPLAH BERBEDA

Saudaraku dalam Yesus Kristus...

Setiap kali saya membuka program Google Earth, saya tak habis-habisnya terkagum betapa luar biasanya kecerdasan manusia di zaman kita ini. Kita dapat menjelajahi seluruh dunia, mengenali bumi, lekuk benua dan pulau-pulau, keramaian kota-kota, ke pelosok manapun kita inginkan. Kita seperti berada di langit, memandan
g ke hamparan atap-atap rumah umat manusia nun di bawah.

Berkali-kali saya menyorot kampung di mana saya tinggal hari ini. Satu sudut sebuah kota kecil di pesisir Teluk Tapanuli di pulau besar Sumatera, di sekitar tepi pantai, dekat muara sungai. Kampung saya ini ramai penduduknya, rumahnya berderet-deret sesak.
Saya tertegun melihatnya. Oh, itu dia rumah saya. Rumah yang mungil dan sederhana. Banyak atap yang jauh lebih besar, jauh lebih megah. Rumah saya hanyalah salah satu rumah yang terkecil, terselip di antara rumah-rumah yang lain, nyaris tanpa pekarangan. Disitulah kami hidup sehari-harinya.

Dari fisik, dari ukuran dunia, rumah itu tidak masuk hitungan. Hanya ada beberapa rumah yang lebih sederhana dari rumah kami, selebihnya lebih besar dan megah. Meskipun tidak terlalu kaya, penduduk di kampung saya tergolong cukup makmur. Rata-rata mereka bekerja di laut, mulai dari para nahkoda atau yang disini disebut tekong, sampai anak buah kapal penangkap ikan. Mereka berlayar jauh, ke pulau-pulau di sepanjang tepi barat Sumatera, bahkan acap sampai masuk ke Samudra Hindia. Pulang satu kali satu bulan, membawa berton-ton ikan hasil tangkapan, yang tersimpan di dalam peti-peti pendingin besar. Wajarlah mereka cukup sejahtera. Hanya ada sedikit nelayan kecil, yang menangkap ikan pakai perahu. Sisanya bekerja di darat, sebagai tukang-tukang bangunan, supir, pegawai negeri sipil, pedagang-pedagang.

Itulah gambaran kampung saya, yang memenuhi benak ketika saya menyaksikannya dari Google Earth. Seringkali ketika teringat pada ukuran sosial saya itu, saya sadar bahwa saya ini memang bukan siapa-siapa di kampung saya, lebih lagi di hadapan dunia yang luas ini.

Tetapi Tuhan telah mengubah pandangan saya. Saya tak lagi memandang diri saya dan siapapun dari ukuran dunia, melainkan pandangan Tuhan. Seolah-olah Yesus bersama dengan saya memandang dari langit, ke hamparan atap-atap itu. Seolah-olah Dia berkata: “Lihatlah, nak. Meskipun rumahmu tergolong kecil di bandingkan hamparan rumah itu, tetapi di hadapan-Ku, rumahmu berbeda dari semua. Engkau berbeda dari dunia, karena engkau bukan dari dunia ini.”

Ya, saudaraku di dalam Kristus...

Anda harus mengerti bahwa anda berbeda dari dunia. Anda harus percaya itu. Anda harus mengakui itu. Ini bukanlah sebuah kesombongan ketika kita menyatakannya, tetapi mempercayai perkataan Yesus sendiri. Rohlah yang menyatakannya, dan kita mempercayai-Nya.

Yohanes 15:19
Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.

Yesuslah yang menyatakan ini kepada kita, dan Roh meyakinkan saya bahwa saya dan anda, orang-orang percaya, bukan dari dunia. Ia telah memilih kita dari tengah-tengah umat manusia di dunia yang tidak mengenal Tuhan. Dan karena itulah dunia membenci kita. Di dalam doa-Nya untuk gereja, Yesus juga menyatakannya kepada Bapa:

Yohanes 17:14
Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.

Dan inilah yang saya hendak nyatakan kali ini kepada anda: anda bukan dari dunia ini lagi ketika anda telah menyerahkan diri kepada Yesus. Saya berharap sedang berbicara kepada orang yang benar-benar sudah menyerahkan diri kepada panggilan Kristus. Dan jika ada di antara pembaca yang belum menyerahkan diri bagi Yesus, inilah kabar baik bagi anda: serahkanlah dirimu sekarang dan Yesus tidak akan menolakmu. Ambillah kesempatan ini, kesempatan menjadi orang-orang yang berasal dari sorga, sebagaimana TUHAN sendiri yang berkata!

Ketika ada orang menyerahkan dirinya kepada Yesus, sesuatu yang dasyat terjadi di alam roh. Pertama, ada sorak-sorai besar di surga ketika satu orang selamat di bumi. Itu benar-benar terjadi. Ini tidak anda lihat sehingga anda sukar merasakan getarannya. Anda merasa tidak ada yang terjadi. Jikalau anda mendengarnya, betapa gemuruhnya sorak sorai itu ketika anda bertobat, saya pastikan, seluruh buku kuduk anda akan berdiri karena bergetar hebat!

Saya berharap anda sudah pernah membaca kesaksian bahwa saya salah satu dari begitu banyak orang yang sudah pernah meninggal dunia, karena tersengat listrik, yang hidup kembali karena kemurahan hati Tuhan. Saya dibawa ke surga –roh saya yang hidup, sebab tubuh saya terbujur kaku di lantai rumah- dan saya mendengar gemuruh sorak sorai itu. Luar biasa! Anda belum pernah mendengar satu juta orang bersorak-sorai, bukan? Saya beritahu anda, gemuruh sorak sorai yang saya dengar itu jauh lebih besar lagi! Mereka berseru: Haleluya! Haleluya! Gemuruh sekali.... gemuruuuuuuuuh sekali! Mereka memuji-muji Allah dengan puji-pujian yang tiada henti-hentinya, mereka menyambut saya, si kecil di bumi ini, betapa mencengangkan! Kala itu saya bergetar hebat! Bergetaaar!

Saudaraku, saya mau pastikan, nanti ketika anda meninggal dunia, anda akan mendengar sorak-sorai raksasa itu untuk menyambut anda, dan sadarlah anda bahwa anda ini berharga di sorga. Sadarlah anda sepenuhnya apa artinya kedudukan sebagai anak Allah Yang Maha Tinggi, apa artinya dikasihi oleh Allah.

Jadi anda harus menyadari semua itu, supaya anda mengerti, dan supaya kesadaran itu mempengaruhi perasaanmu, bahwa di dalam Yesus Kristus, engkau sudah berbeda dari orang-orang di sekitarmu. Anda berbeda dari penduduk di kotamu. Anda dipilih.

Iblis tidak ingin engkau menyadari itu, ia akan menuduhnya sebuah kesombongan, supaya anda tetap merasa sebagai penduduk biasa di Indonesia ini, supaya imanmu tetap kerdil, supaya ia bisa mengintimidasimu sesuka-sukanya. Tetapi jika Tuhan menganggapnya kesombongan, tentu Ia tidak akan mengungkapkan fakta itu, bukan? Nyatanya Yesus telah menyatakannya, supaya kita mengetahuinya, menyadarinya dan merasakannya. Supaya saudara dan saya terhibur dan dikuatkan!

Sekarang, beranikanlah diri anda menyatakannya bersama-sama saya: “Aku bukan dari dunia ini lagi, aku berbeda dengan mereka, aku berasal dari surga, didalam nama Yesus Kristus!” Nyatakanlah itu sekarang kepada dirimu, biarkan telingamu mendengar suaramu, dua, tiga kali lagi.

Rasakan roh intimidasi itu mulai goyah. Jangan dengarkan dia. Tetaplah berkata-kata dengan iman. Katakan lebih kuat lagi, terus menerus, sampai intimidasi itu kalah dan pudar. Maka bersukacitalah, bersyukurlah, berbahagialah!

Saudaraku kekasih di dalam nama Yesus Kristus...

Ketika anda sudah menyadari bahwa anda berbeda dari dunia, maka anda akan mudah mengerti bahwa anda harus hidup berbeda dengan mereka. Sebab hal ini harus anda ketahui juga, orang-orang dari surga yang tidak hidup sebagaimana mestinya orang surga hidup, akan tertinggal. Seorang murid yang tidak memenuhi standar untuk berada di kelas dua, akan ditinggalkan di kelas satu.

Kita harus memiliki kesadaran berbeda dulu, supaya kita memiliki kemauan natural untuk hidup berbeda. Bagaimanapun banyaknya orang yang berkhotbah kepadamu, jika pada dasarnya perasaan berbeda itu tidak ada, saudara akan kesulitan dalam menerapkan standar baru itu. Seorang anak kecil tidak malu untuk pipis di celana, karena kesadarannya adalah kesadaran seorang ank kecil. Tapi ketika ia mulai besar, sudah empat atau lima tahun, ia akan malu untuk melakukannya lagi. Mengapa? Sebab ia sudah merasa berbeda. Dan perasaan berbeda itulah yang akan melahirkan kemauan natural dalam dirinya untuk hidup berbeda dari golongan anak kecil.

Demikianlah kemauan natural anda akan tumbuh dengan sendirinya untuk hidup berbeda dari dunia, jika kesadaranmu semakin besar bahwa anda telah berbeda dari mereka. Tanpa kesadaran itu, kita akan melakukan segala kehendak Allah dengan sangat terpaksa, kadang-kadang harus melalui perdebatan dulu antar suami-istri, atau dibujuk-bujuk dulu, yang tepat pada saatnya akan meledak sebagai bom waktu kebosanan atau depresi.

Anda berasal dari surga, dan anda ditempatkan disini adalah sebagai terang bagi dunia yang gelap. Lihatlah, betapa ngototnya orang-orang di sekitarmu hidup untuk dunia. Mereka mengejar dunia ini, sibuk memperjuangkan kenaikan level mereka di mata dunia. Bagaimana supaya pangkat mereka naik, supaya kehormatan sosial mereka naik, supaya peringkat mereka di daftar orang kaya se-kelurahan naik. Dengan begitu, dunia akan hormat pada mereka. Ketika mereka menghadiri sebuah pesta, atau pertemuan yang dihadiri pejabat-pejabat, mereka dapat dipersilakan duduk di barisan depan, dimana mereka dapat melepas senyuman puas yang manis. Mereka mengharapkan impian itu. Dan gambaran itu mendorong mereka untuk bertindak. Mereka sibuk kesana-kemari, lobi sana lobi sini, jilat sana jilat sini, memfitnah, menjelekkan pesaing bagaimana supaya orang itu tersingkir, menjalankan cara-cara curang, pintu belakang, bahkan pula pakai aji pemikat bagaimana supaya mereka berhasil. Mereka akan memanfaatkan segala kesempatan untuk mengejar impian mereka, yakni segala hal yang dibanggakan orang di dunia ini: karir, kekayaan, jabatan, popularitas dan lain sebagainya.

Banyak perempuan yang diam-diam merelakan tubuhnya untuk pemuas seks, asalkan keinginan mereka tercapai, asalkan produknya dibeli, atau target penjualannya terpenuhi, atau impiannya atas suatu benda tercapai, atau karirnya diangkat, atau skripsinya dipermudah.

Banyak orang rela menyuap, asalkan ia diloloskan, asalkan ia diterima, entah jadi PNS, jadi jaksa, jadi polisi, jadi hakim, dan sebagainya, sebab hal-hal itu menimbulkan rasa bangga. Orang-orang kantoran melakukan korupsi berjamaah, melibatkan pimpinan dan para staf. Saling bekerja sama membuat laporan palsu.

Banyak orang pergi ke dukun, atau minta petunjuk peramal atau dukungan alam gaib, atau pergi ke kuburan kakeknya, supaya ia berhasil di rantau, supaya pernikahannya diberkati, supaya ujiannya lulus, supaya urusannya –apapun itu- berhasil.

Orang Indonesia sangat terobsesi pada hal-hal gaib. Jika mereka sakit, dan sakitnya agak aneh, mereka akan berpikir bahwa itu “dibikin orang”, “sakit kiriman”, alias santet. Mereka mungkin pergi ke dokter, tapi juga ke dukun, yang disebut orang pintar. Biasanya, mereka akan disembur, atau disuruh makan atau minum ramuan yang sudah dimantrai, atau disiram pakai air tolak bala, atau mandi kembang. Semua benda itu dialiri kutuk roh jahat. Mereka sedang membuka pintu bagi setan-setan untuk masuk ke dalam diri mereka.

Indonesia adalah negeri yang dikuasai kuat oleh kegelapan, dari Sabang sampai Merauke. Penduduknya, tak pandang etnis, tak pandang agama, Islam maupun Kristen, akrab dengan okultisme, ilmu kebal, tenaga dalam, kanuragan, sihir, santet, dukun, orang pintar, paranormal, jimat-jimat, benda-benda pembawa nasib baik (sahala, dalam istilah klasik bahasa kami batak).

Kalau anda masuk ke hotel-hotel, toko-toko, kios-kios, warung-warung, rumah-rumah makan, mulai kelas mewah sampai gerobak dorong, kalau anda jeli, anda barangkali --meski tidak semua-- akan menemukan suatu benda yang digantungkan, atau ditempelkan di dinding, atau dikatkan ke suatu tempat. Benda itu disebut penglaris, salah satu jenis jimat atau berhala. Bentuknya bisa tradisional, tapi sekarang ini sudah sering disamarkan dalam bentuk lukisan, kaligrafi, atau wajah manusia atau wayang atau gambar binatang tertentu, ukir-ukiran, atau patung-patung binatang, atau patung-patung logam yang melambai, atau gambar dewa-dewa, atau patung yang menggambarkan Tuhan Yang Hidup. Benda-benda itu telah “diisi” oleh ahlinya, atau terisi dengan sendirinya karena pemujaan atau pengkeramatan yang diarahkan kepadanya. Benda itu bukan hiasan dinding sembarangan, melainkan keramat, dijaga, dikultuskan, dan anda tidak boleh sembarangan menyentuhnya.

Tujuan mereka membuat itu katanya sebagai tolak sial, tolak bala, tolak bangkrut, tolak rugi, jadi supaya laris. Daya kerjanya mungkin setipe dengan sihir atau hipnotisme, jadi supaya orang kesengsem membeli disitu, supaya mereka teringat terus sehingga besok-besok akan datang lagi.

Juga jangan kaget bahwa bangsa Indonesia adalah penggemar benda-benda bertuah, atau yang kita sebut jimat. Saya seorang pegawai negeri sipil, jadi saya tahu cukup jauh seberapa dekatnya kalangan PNS dengan jimat-jimat. Kata orang, hal yang sama terjadi juga di kalangan polisi dan tentara. Benar tidaknya saya kurang tahu, tapi saya cenderung percaya bahwa berita itu akurat.

Di tahun 90-an, --kalau tidak salah ingat-- seorang sosiolog AS yang meneliti budaya di Indonesia melaporkan bahwa hampir 100 persen pejabat-pejabat Indonesia mulai tingkat desa sampai kepala negara memakai jimat atau melakukan konsultasi spiritual dengan paranormal/dukun. Laporan itu pun cukup saya percaya, karena sehari-hari saya bekerja di sekitar pejabat-pejabat. Ada banyak dukun di sekitar pejabat-pejabat birokrasi maupun politisi kita. Sebenarnya mereka memakainya bukan untuk berbuat jahat, tapi untuk jaga-jaga badan, istilah mereka, karena mereka kuatir terhadap serangan-serangan gaib yang mungkin tertuju pada mereka dari pihak yang tidak suka. Paranoid massal!

Selain dikuasai kegelapan okultisme, negeri besar ini juga dilingkupi pornografi yang begitu bebas, bahkan sampai menjangkau anak-anak. Perselingkuhan dewasa ini mencapai tingkat yang sangat parah. Kita tidak lagi menemukan perbuatan rahasia ini didominasi kaum suami, tetapi kaum istri pun sudah tinggi persentasenya. Selain melalui media internet yang tanpa sensor, secara terselubung, pornografi ini juga ditularkan oleh media-media massa lokal yang banyak dibaca masyarakat, melalui pemberitaan-pemberitaan gaya cerpen porno lengkap dengan foto model seksi, dengan alasan strategi penaikan tiras. Berita-berita yang sesungguhnya cerita porno ini, meracuni semua lapisan, termasuk anak-anak remaja yang dengan mudah bisa membacanya.

Dunia diamuk oleh badai kecabulan pada akhir zaman ini. Kita semua harus hati-hati dan mengawasi pergaulan diri. Bergaullah dengan orang-orang yang takut Tuhan, dan jauhilah pergaulan dengan orang-orang yang sembrono atau tidak sopan.

Ada begitu banyak lagi, sangat-sangat banyak, rahasia-rahasia gelap di belakang pintu kehidupan normal hampir seluruh penduduk bumi. Kalau anda sudah tahu juga, bahkan pemerintahan-pemerintahan dunia, kaum-kaum diplomat dan para praktisi sosial politik segala bangsa lebih lagi negara-negara modern, sesungguhnya dikendalikan oleh perkumpulan-perkumpulan terkutuk pemuja iblis yang disebut Freemasonry-Illuminati dan jaringan-jaringan global mereka.

Saudaraku kekasih dalam Tuhan...

Saya menuliskan ini semua untuk membuka mata anda: inilah dunia. Semua ini tercipta karena umat manusia mengasihi dunia. Mereka tidak ingin terlempar. Mereka ingin diterima, ingin punya tempat, di dunia ini. Mereka ingin memiliki tempat terhormat. Mereka semua mengejar kehormatan, kemuliaan, kejayaan uang, posisi, popularitas. Mereka membuat dunia ini panas oleh persaingan yang sangat keras, dan persaingan itu pula yang mendorong mereka untuk berhubungan dengan alam gaib, melakukan kecurangan, rupa-rupa kelicikan, tipu daya dan dusta, karena ketakutan dan segala kekuatiran mereka. Mereka kuatir kehilangan dunia ini!

Saya tidak tahu berapa tepatnya persentase orang kristen yang turut terlibat dalam semua kegelapan ini. Tapi saya merasa, jumlahnya mayoritas! Sangat-sangat mayoritas!

Yesus telah mengingatkannya lebih dulu: banyak yang terpanggil sebagai pengikut Kristus, tapi sedikit saja yang terpilih, sedikit saja yang layak, untuk menerima kegenapan janji keselamatan itu, sorga kekal.

Matius 22:14
Lalu Yesus mengakhiri perumpamaan itu begini, "Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit saja yang terpilih.” (Alkitab Bahasa Indonesia Sehari-hari –LAI)

Saudaraku dalam kasih Yesus...

Mereka semua mungkin berhasil meraih apa yang mereka impi-impikan di dunia ini dengan cara-cara yang mereka lakukan, tetapi janganlah cemburu kepada mereka karena sesungguhnya mereka sedang menabung kebinasaan kekal.

Engkau sudah menyerahkan dirimu kepada Kristus, dengan demikian, engkau benar-benar telah berbeda dengan mereka. Engkau anaknya Allah, dan Yesus telah menaruhkan Roh Kudus-Nya di dalam engkau. Maka hiduplah berbeda juga, sebagaimana tujuan panggilanmu. Daging kita memang tertarik dengan dunia ini, tetapi kita harus tegas menolak segala kehendak daging. Kita tidak boleh dituntun oleh air liurnya daging ini, tetapi harus oleh Roh Allah kita.

Mungkin di hari-hari yang lalu, kita juga pernah terlibat dengan rupa-rupa kebodohan seperti itu, kita terlena, sebab tidak ada yang sempurna. Tetapi untuk itulah Yesus mati di kayu salib, untuk memanggil orang-orang berdosa ke dalam pengampunan dan pengudusan. Mari membangun persekutuan dengan Yesus yang sangat mengasihi kita. Mari fokus pada panggilan-Nya.

Jangan kuatirkan apapun dalam hidupmu. Bapa di surga adalah Raja dari segala-galanya. Engkau ini bukan anak raja yang melarat, tapi Raja Yang Maha Kaya. Roh berkata di dalam hati saya: Allah adalah jaminanmu, dan Ia penjamin yang layak dipercaya, lebih dari apa dan siapapun.

Hiduplah sebagai anak-Nya di dunia ini, membawa terang-Nya ke antara mereka yang berada dalam gelap. Suatu kali saya berdoa, meminta Bapa mengajari saya arti dari “terang dunia”. Dan Tuhan berkata pada saya: “Terang itu berpengaruh, Nak.” Ya, terang itu berpengaruh baik. Periksalah dirimu, apakah anda sudah berpengaruh baik pada anak istrimu, pada tetangga-tetanggamu, pada teman kantormu, pada sahabat-sahabatmu, pada adik-adik dan kakakmu, pada keluarga besarmu? Apakah anda telah patut dicontoh dan diteladani oleh mereka?

Untuk memberi pengaruh baik itu, maka hiduplah di dalam kasih, berilah pengampunan, hiduplah jujur, jadilah pribadi yang berdoa, milikilah belas kasihan kepada orang-orang terbuang dan menderita tanpa pandang agama atau suku, milikilah hati yang lemah lembut, lidah yang sedap terdengar, rendahkanlah dirimu di hadapan semua orang, setialah kepada pernikahanmu, kasihi dan sayangilah anak istrimu, janganlah suka memuji diri atau mencari pujian –tapi berilah pujian pada orang-orang yang patut menerimanya, berlakulah sopan dalam gaya hidup atau perkataan atau berbusana, jauhilah pergaulan yang buruk, hiduplah kudus, jauhi segala candu dan kecemaran, jauhilah perdukunan, okultisme, spiritisme, penyembahan berhala, janganlah mengkeramatkan suatu benda apapun, jauhilah kesesatan, bersabarlah pada segala kekurangan orang lain, berilah semangat pada mereka yang patah hati, ketika hatimu panas kekanglah lidahmu dari berkata-kata, sampai amarahmu reda, hiburlah orang yang susah, jadilah rendah hati, janganlah mencari atau menuntut hormat tapi berilah penghormatan pada semua orang. Lawanlah egomu sendiri dan jangan turuti keserakahannya, kehausannya akan penghormatan manusia, atau amarahnya.

Lebih jauh lagi, beritakanlah Injil Pengampunan Yesus Kristus kepada sebanyak-banyaknya orang, ceritakanlah kebaikan Bapamu kepada dunia yang haus kasih sayang ini, sambil engkau menjaga hidupmu agar tetap berdiri di dalam persekutuan dan kekudusan sorgawi.

Itulah panggilan kita hidup di dunia ini, saudara-saudaraku, anak-anak Bapa. Sekali lagi, janganlah risaukan dunia ini. Jangan kuatirkan apapun dalam hidup ini. jangan pikir-pikirkan sebesar apa nanti namamu tinggal di dunia ini ketika engkau mati, tapi pikir-pikirkanlah keadaan rumahmu sekarang di sorga kekal, sudah adakah ia bagimu dan bagaimana keadaannya. Jalankanlah tokomu, pekerjaanmu dan segala hal usaha ekonomimu dengan tenang, tanpa terganggu dengan keberhasilan orang lain atau diburu-buru oleh persaingan dengan toko sebelah, di dalam penyerahan diri pada Allah, serta iman yang teguh bahwa Dia pasti memelihara hidupmu.

Fokuslah kepada sorga, dengan cara hidup yang berbeda dari dunia. Sebab memang benar, engkau bukan lagi berasal dari dunia ini, karena kasih karunia Kristus Yesus.

Tuhan Yesus memberkati saudara sekalian.

1 komentar:

  1. Saya diberkati oleh renungan sdr bao ini Terima kasih pada Tuhan Yesus yg telah memakai hambaNYA untuk memberikan pencerahan. saya ingin mengenal lebih dekat dgn sdr bao via email . roysahatatmanurung@gmail.com

    BalasHapus